Mengintip Penemuan Bisnis Startup Sukses, Pelajaran Penting Untuk Pebisnis Online Di Abad Digital
Inovasi Bisnis Model Startup Sukses - Para generasi milenial niscaya sudah tidak gila dengan namanya startup. Di Indonesia saja sudah tidak sanggup dihitung dengan jari jumlah startup yang ada ketika ini. Mulai dari Marketplace semacam Bukalapak, Tokopedia dan Shoppee hingga layanan transportasi berbasis online menyerupai Go-Jek dan Uber.
Saya seringkali dibentuk ingin tau bagaimana startup-startup sukses itu sanggup tumbuh pesat di kurun digital menyerupai kini dan bagaimana cara mereka menghasilkan pundi-pundi rupiahnya.
Selidik punya selidik....
Ternyata ada banyak hal yang belum saya tahu, mungkin juga Anda, sehingga kita perlu mencari tahu bersama-sama, supaya jadi pelajaran berharga untuk kita semua.
Silahkan Anda simak klarifikasi lengkapnya di bawah ini
Contohnya yakni Netflix dan Dropbox.
Netflix yakni situs layanan video streaming secara online. Pada tahun 2015 silam, valuasi Netflix konon sudah tembus 580 triliun rupiah. GILA kan...
Jika kita masuk ke situs Netflix, akan ada beberapa pilihan yang sanggup kita pilih, yaitu Basic, Standard, dan Premium. Sadar atau tidak, semua pilihan mengarahkan kita untuk berlangganan... silahkan Anda cek.
Bagaimana dengan Dropbox?
Dropbox yakni situs layanan penyimpanan data secara online, baik berupa dokumen, foto, video, maupun data yang sanggup diakses kapan saja dan dimana saja tanpa perlu khawatir hilang atau rusak.
Anda boleh tidak percaya, tapi faktanya pada tahun 2016 lalu, Dropbox berhasil menggaet kurang lebih 500 juta user dari seluruh dunia. WOW!
Disadari atau tidak, Dropbox sendiri mempunyai model bisnis berlangganan. Saya langsung hingga ketika ini juga berlangganan Dropbox, alasannya yakni sangat membantu dalam penyimpanan data secara online. Mungkin Anda juga sudah mencicipi manfaatnya.
Apa kesamaan Netflix & Dropbox?
Selain sama-sama memakai model berlangganan, juga memperlihatkan FREE TRIAL terlebih dahulu sebelum memperlihatkan penggunanya berlangganan.
Netflix free trial 1 bulan GRATIS.
Dropbox free trial 2GB GRATIS.
Harapannya, ketika kita selaku pengguna mencicipi keuntungannya dan suka terhadap layanannya, maka kita akan upgrade ke layanan yang berbayar dan mulai berlangganan.
Di Indonesia sendiri sudah ada beberapa platform yang memakai model bisnis BERLANGGANAN ini, contohnya: Jurnal.id & Kirim.Email.
Jurnal(dot)id yakni layanan yang memudahkan UKM dalam melaksanakan pencatatan dan pembukuan. Jurnal memperlihatkan paket Starter, Pro, dan Entreprise untuk aktivitas berlangganannya.
Sedangkan Kirim(dot)Email memperlihatkan paket berlangganan berupa paket bulanan, triwulan, maupun tahunan.
Jika mereka menyukai, mereka akan mengupgrade ke layanan premium yang disediakan dengan fitur yang lebih banyak dan lebih lengkap.
Contohnya yakni HootSuite dan Mailchimp.
HootSuite yakni layanan pengelola akun sosial media secara cuma-cuma dengan jumlah akun maksimal 3. Jika ingin lebih dari 3 akun, ya harus upgrade ke premium dan Anda diwajibkan bayar
Bagaimana dengan Mailchimp?
Mailchimp yakni layanan autoresponder untuk melaksanakan email marketing, menyimpan database pelanggan, blast email secara rutin, dan otomatisasi marketing melalui email.
Program free trial yang ditawarkan yakni 2000 kontak dan sanggup ngirim sebanyak 12.000 email per bulan. Kalau mau lebih, ya Anda harus bayar dong
Di Indonesia, adakah yang memakai model bisnis FREEMIUM?
Ada. Contohnya: SuperSoccer.
SuperSoccer yakni layanan tv streaming online yang menayangkan pertandingan sepak bola di dunia. Sebelum memperlihatkan aktivitas langganannya, SuperSoccer mengatakan penawaran FREE TRIAL terlebih dahulu untuk mencicipi aktivitas siarannya. Silahkan bagi Anda penggila sepakbola mungkin mau mencobanya
Sekilas jikalau Anda perhatikan, model bisnis keanggotaan mirip-mirip dengan berlangganan. Bedanya, model keanggotaan lebih mencerminkan keikutsertaan seseorang pada komunitas atau grup, sementara model berlangganan lebih menekankan pada biaya rutin yang harus dibayarkan setiap bulan/tahun oleh penggunanya.
Kalau keanggotaan anggotanya disebut member, kalau berlangganan penggunanya disebut subscriber.
Kebayang ya?
Jadi, fokus utamanya bukan pada uangnya, melainkan platformnya sendiri yang saling sharing minat yang sama di situs tersebut.
Contohnya: The Guardian.
Situs media online ini menerapkan model bisnis keanggotaan dengan mengenakan biaya 49 dolar pe tahun.
Di Indonesia, adakah yang memakai model bisnis KEANGGOTAAN?
Ada. Contohnya: Monster Affiliate.
Contohnya: Facebook.
Sosial media yang telah diakses lebih dari 1 miliar orang di dunia ini menjadi pola kasatmata bagaimana model bisnis iklan sanggup dijalankan.
Big Data yang dimiliki Facebook sanggup dimanfaatkan pengiklan menyerupai kita untuk menarget orang-orang secara spesifik. Akhirnya, muncullah FB Ads.
Konon, di kuartal satu tahun 2016 kemarin, pendapatan Facebook mencapai sekirar 55 triliyun rupiah.
Contoh lainnya yakni Google.
Jelas, jangan ditanyakan lagi berapa yang mengaksesnya. Hampir setiap hari kita Googling. Betul tidak? Kaprikornus jangan tanyakan trafik Google lagi
Makanya big data yang dimiliki Google dimonetize kepada para pengiklan melalui Google Adwords dan Google Display Networks yang kemudian di tampilkan lewat para Publishernya
Di Indonesia, adakah yang memakai model bisnis IKLAN?
Ada. Contohnya: Detik & Kaskus.
Oh ya katanya, pendapatan iklan Detik & Kaskus sudah mencapai ratusan miliar per tahun. Amazing!
Gimana, tertarik?
Contohnya: Airbnb
Airbnb memfasilitasi para pemilik properti untuk menyewakan kamar-kamarnya yang tidak dipakai kepada tamu.
Konon kabarnya, valuasi Airbnb mencapai 24 miliar dollar 3 tahun yang lalu. Tahun ini, tentu lebih besar.
Airbnb bukan hanya melaksanakan penemuan pada produk, proses, atau teknologinya, melainkan pada model bisnis yang dijalankannya.
Di Indonesia, banyak yang memakai model bisnis ini. Misalnya: penyewaan drone, penyewaan kamera, penyewaan LCD, dll.
Jenis produk atau layanan yang sanggup didigitalisasikan sangat luas, termasuk makanan. Jadi, cara kerjanya yakni pesan online, diantar offline.
Contoh: GoFood
.
Dengan adanya layanan GoFood di aplikasi Go-Jek, tentu ini memudahkan kita yang mempunyai sifat malas gerak alias MaGer
Lapar tinggal buka aplikasi Go-Jek, pilih GoFood, pesan makanannya. Hal ini yakni bab dari digitalisasi produk.
Jadi, bukan berarti model digitalisasi mengharuskan produknya harus benar-benar digital. Produk fisik juga bisa.
Contoh lain yang mengikuti model digitalisasi yakni Ace Hardware. Tahun lalu, perusahaan ini mendigitalkan diri masuk ke dunia online dengan meluncurkan website ruparupa(dot)com.
Misalnya: Go-Jek.
Dengan adanya GoPay, Go-Jek mendorong pengguna layanan Go-Jek untuk membiasakan diri membayar layanannya dengan cashless.
Pengguna Go-Jek melaksanakan deposit sejumlah uang tertentu ke rekening Go-Jek dan masuk ke rekening GoPay mereka. Untuk mendorong pemakaian GoPay, Go-Jek mengatakan insentif kepada pengguna dengan memperlihatkan DISKON 50% dari biasanya.
Contoh lain: Tokopedia & Bukalapak.
Di Tokopedia dikenal Saldo Tokopedia.
Di Bukalapak dikenal BukaDompet.
Cerdas sekali bukan ?
Silahkan Anda gali sendiri lebih dalam
Untuk mendapat uang tidak harus jualan. Jualan pun tidak harus dari penjual ke pembeli.
Banyak model bisnisnya. Banyak cara monetizenya.
Termasuk, produk itu tidak hanya fisik saja, digital juga ada. Jangan diremehkan...
Demikian secarik catatan saya wacana penemuan bisnis model startup di kurun digital menyerupai sekarang.
Semoga sanggup menjadi rujukan dan wawasan gres buat Anda.
Saya seringkali dibentuk ingin tau bagaimana startup-startup sukses itu sanggup tumbuh pesat di kurun digital menyerupai kini dan bagaimana cara mereka menghasilkan pundi-pundi rupiahnya.
- Darimana Marketplace sanggup uang, padahal disana kita sanggup leluasa pasang, simpan dan menjual produk secara GRATIS?
- Darimana Uber sanggup uang, padahal mereka tidak memotong tarif yang dibayarkan penumpang?
- Darimana Dropbox sanggup uang, padahal mereka selalu menggratiskan layanan penyimpanan onlinenya?
- Darimana Facebook sanggup uang, padahal kita setiap hari menggunakannya secara GRATIS?
Selidik punya selidik....
Ternyata ada banyak hal yang belum saya tahu, mungkin juga Anda, sehingga kita perlu mencari tahu bersama-sama, supaya jadi pelajaran berharga untuk kita semua.
Menengok Inovasi Bisnis Model Startup Sukses
Berikut yakni sekelumit catatan-catatan penting yang berhasil saya kumpulkan wacana model bisnis mereka dan bagaimana cara mereka menghasilkan uang secara terus-terusan.Silahkan Anda simak klarifikasi lengkapnya di bawah ini
BERLANGGANAN
Model berlangganan bertujuan untuk mengikat pelanggan dalam periode waktu tertentu, entah bulanan atau tahunan.Contohnya yakni Netflix dan Dropbox.
Netflix yakni situs layanan video streaming secara online. Pada tahun 2015 silam, valuasi Netflix konon sudah tembus 580 triliun rupiah. GILA kan...
Jika kita masuk ke situs Netflix, akan ada beberapa pilihan yang sanggup kita pilih, yaitu Basic, Standard, dan Premium. Sadar atau tidak, semua pilihan mengarahkan kita untuk berlangganan... silahkan Anda cek.
Bagaimana dengan Dropbox?
Dropbox yakni situs layanan penyimpanan data secara online, baik berupa dokumen, foto, video, maupun data yang sanggup diakses kapan saja dan dimana saja tanpa perlu khawatir hilang atau rusak.
Anda boleh tidak percaya, tapi faktanya pada tahun 2016 lalu, Dropbox berhasil menggaet kurang lebih 500 juta user dari seluruh dunia. WOW!
Disadari atau tidak, Dropbox sendiri mempunyai model bisnis berlangganan. Saya langsung hingga ketika ini juga berlangganan Dropbox, alasannya yakni sangat membantu dalam penyimpanan data secara online. Mungkin Anda juga sudah mencicipi manfaatnya.
Apa kesamaan Netflix & Dropbox?
Selain sama-sama memakai model berlangganan, juga memperlihatkan FREE TRIAL terlebih dahulu sebelum memperlihatkan penggunanya berlangganan.
Netflix free trial 1 bulan GRATIS.
Dropbox free trial 2GB GRATIS.
Harapannya, ketika kita selaku pengguna mencicipi keuntungannya dan suka terhadap layanannya, maka kita akan upgrade ke layanan yang berbayar dan mulai berlangganan.
Di Indonesia sendiri sudah ada beberapa platform yang memakai model bisnis BERLANGGANAN ini, contohnya: Jurnal.id & Kirim.Email.
Jurnal(dot)id yakni layanan yang memudahkan UKM dalam melaksanakan pencatatan dan pembukuan. Jurnal memperlihatkan paket Starter, Pro, dan Entreprise untuk aktivitas berlangganannya.
Sedangkan Kirim(dot)Email memperlihatkan paket berlangganan berupa paket bulanan, triwulan, maupun tahunan.
FREEMIUM.
Model freemium hampir sama dengan model berlangganan, yaitu mendorong pelanggan mencoba layanan free (gratis) terlebih dahulu sebelum membeli/membayar.Jika mereka menyukai, mereka akan mengupgrade ke layanan premium yang disediakan dengan fitur yang lebih banyak dan lebih lengkap.
Contohnya yakni HootSuite dan Mailchimp.
HootSuite yakni layanan pengelola akun sosial media secara cuma-cuma dengan jumlah akun maksimal 3. Jika ingin lebih dari 3 akun, ya harus upgrade ke premium dan Anda diwajibkan bayar
Bagaimana dengan Mailchimp?
Mailchimp yakni layanan autoresponder untuk melaksanakan email marketing, menyimpan database pelanggan, blast email secara rutin, dan otomatisasi marketing melalui email.
Program free trial yang ditawarkan yakni 2000 kontak dan sanggup ngirim sebanyak 12.000 email per bulan. Kalau mau lebih, ya Anda harus bayar dong
Di Indonesia, adakah yang memakai model bisnis FREEMIUM?
Ada. Contohnya: SuperSoccer.
SuperSoccer yakni layanan tv streaming online yang menayangkan pertandingan sepak bola di dunia. Sebelum memperlihatkan aktivitas langganannya, SuperSoccer mengatakan penawaran FREE TRIAL terlebih dahulu untuk mencicipi aktivitas siarannya. Silahkan bagi Anda penggila sepakbola mungkin mau mencobanya
KEANGGOTAAN.
Model bisnis ini mengacu pada komunitas atau grup tertentu, sehingga untuk mendapat konten yang disediakan di grup tersebut, pelanggan mesti menjadi anggotanya terlebih dahulu.Sekilas jikalau Anda perhatikan, model bisnis keanggotaan mirip-mirip dengan berlangganan. Bedanya, model keanggotaan lebih mencerminkan keikutsertaan seseorang pada komunitas atau grup, sementara model berlangganan lebih menekankan pada biaya rutin yang harus dibayarkan setiap bulan/tahun oleh penggunanya.
Kalau keanggotaan anggotanya disebut member, kalau berlangganan penggunanya disebut subscriber.
Kebayang ya?
Jadi, fokus utamanya bukan pada uangnya, melainkan platformnya sendiri yang saling sharing minat yang sama di situs tersebut.
Contohnya: The Guardian.
Situs media online ini menerapkan model bisnis keanggotaan dengan mengenakan biaya 49 dolar pe tahun.
Di Indonesia, adakah yang memakai model bisnis KEANGGOTAAN?
Ada. Contohnya: Monster Affiliate.
IKLAN.
Model iklan ini diterapkan bila situs atau aplikasi startup telah dibanjiri pengunjung, sehingga para pengiklan tertarik memasang iklannya di mereka.Contohnya: Facebook.
Sosial media yang telah diakses lebih dari 1 miliar orang di dunia ini menjadi pola kasatmata bagaimana model bisnis iklan sanggup dijalankan.
Big Data yang dimiliki Facebook sanggup dimanfaatkan pengiklan menyerupai kita untuk menarget orang-orang secara spesifik. Akhirnya, muncullah FB Ads.
Konon, di kuartal satu tahun 2016 kemarin, pendapatan Facebook mencapai sekirar 55 triliyun rupiah.
Contoh lainnya yakni Google.
Jelas, jangan ditanyakan lagi berapa yang mengaksesnya. Hampir setiap hari kita Googling. Betul tidak? Kaprikornus jangan tanyakan trafik Google lagi
Makanya big data yang dimiliki Google dimonetize kepada para pengiklan melalui Google Adwords dan Google Display Networks yang kemudian di tampilkan lewat para Publishernya
Di Indonesia, adakah yang memakai model bisnis IKLAN?
Ada. Contohnya: Detik & Kaskus.
Oh ya katanya, pendapatan iklan Detik & Kaskus sudah mencapai ratusan miliar per tahun. Amazing!
Gimana, tertarik?
SEWA.
Model sewa diterapkan dengan tujuan biar para penguna tidak perlu membeli dan mengeluarkan uang besar di awal, tetapi tetap sanggup memakai produk yang ingin disewa dalam kurun waktu tertentu.Contohnya: Airbnb
Airbnb memfasilitasi para pemilik properti untuk menyewakan kamar-kamarnya yang tidak dipakai kepada tamu.
Konon kabarnya, valuasi Airbnb mencapai 24 miliar dollar 3 tahun yang lalu. Tahun ini, tentu lebih besar.
Airbnb bukan hanya melaksanakan penemuan pada produk, proses, atau teknologinya, melainkan pada model bisnis yang dijalankannya.
Di Indonesia, banyak yang memakai model bisnis ini. Misalnya: penyewaan drone, penyewaan kamera, penyewaan LCD, dll.
DIGITALISASI.
Model digitalisasi yakni model mendigitalkan produk atau layanan fisik offline menuju layanan online.Jenis produk atau layanan yang sanggup didigitalisasikan sangat luas, termasuk makanan. Jadi, cara kerjanya yakni pesan online, diantar offline.
Contoh: GoFood
.
Dengan adanya layanan GoFood di aplikasi Go-Jek, tentu ini memudahkan kita yang mempunyai sifat malas gerak alias MaGer
Lapar tinggal buka aplikasi Go-Jek, pilih GoFood, pesan makanannya. Hal ini yakni bab dari digitalisasi produk.
Jadi, bukan berarti model digitalisasi mengharuskan produknya harus benar-benar digital. Produk fisik juga bisa.
Contoh lain yang mengikuti model digitalisasi yakni Ace Hardware. Tahun lalu, perusahaan ini mendigitalkan diri masuk ke dunia online dengan meluncurkan website ruparupa(dot)com.
REKENING VIRTUAL
Model rekening virtual ini mendorong untuk menyimpan kredit sebanyak-banyaknya dan diisi berulang kali sehingga konsumen rutin memakai produk atau memesan di layanan website startup tersebut.Misalnya: Go-Jek.
Dengan adanya GoPay, Go-Jek mendorong pengguna layanan Go-Jek untuk membiasakan diri membayar layanannya dengan cashless.
Pengguna Go-Jek melaksanakan deposit sejumlah uang tertentu ke rekening Go-Jek dan masuk ke rekening GoPay mereka. Untuk mendorong pemakaian GoPay, Go-Jek mengatakan insentif kepada pengguna dengan memperlihatkan DISKON 50% dari biasanya.
Contoh lain: Tokopedia & Bukalapak.
Di Tokopedia dikenal Saldo Tokopedia.
Di Bukalapak dikenal BukaDompet.
Cerdas sekali bukan ?
Kesimpulan
Jadi, apa yang sanggup Anda petik dari model bisnis Startup di atas ?Silahkan Anda gali sendiri lebih dalam
Untuk mendapat uang tidak harus jualan. Jualan pun tidak harus dari penjual ke pembeli.
Banyak model bisnisnya. Banyak cara monetizenya.
Termasuk, produk itu tidak hanya fisik saja, digital juga ada. Jangan diremehkan...
Demikian secarik catatan saya wacana penemuan bisnis model startup di kurun digital menyerupai sekarang.
Semoga sanggup menjadi rujukan dan wawasan gres buat Anda.
0 Response to "Mengintip Penemuan Bisnis Startup Sukses, Pelajaran Penting Untuk Pebisnis Online Di Abad Digital"
Posting Komentar